Label: , ,

Merti Desa, Kelurahan Tembalang Menggelar Pertunjukan Wayang Kulit



Tembalang – Pagelaran wayang kulit dengan lakon Prabu Rama digelar di Balai Kelurahan Tembalang, Semarang, Sabtu 22 Desember 2012. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka Merti Desa Kelurahan Tembalang yang merupakan simbol rasa syukur masyarakat atas karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Cerita wayang sendiri dibawakan oleh dalang Ki Aang Wiyatmoko, S.Sn yang berasal dari Pacitan, Jawa Timur. Acara tersebut dimulai sekitar pukul 21.00 WIB diawali dengan sambutan pak Lurah dan diteruskan dengan pertunjukan wayang.

“Pagelaran ini bukan hanya untuk hiburan semata namun juga untuk menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa dan menjaga kelestarian budaya Jawa,” ungkap pak Lurah dalam sambutannya.

Sementara itu, antusiasme warga dalam menyaksikan pertunjukan tersebut sangat besar terlihat dari penuhnya bangku penonton yang disediakan oleh panitia sehingga ada pula warga yang menonton dengan berdiri karena tidak kebagian tempat duduk.

Penonton yang menyaksikan pagelaran wayang kulit tersebut kebanyakan adalah orang tua. Meskipun pertunjukan tersebut ditonton secara gratis dan Balai Kelurahan Tembalang dekat dengan kos-kosan mahasiswa, tidak begitu terlihat mahasiswa yang menyaksikan pagelaran wayang kulit tersebut.

10 komentar
Label: ,

Hari Ini, Ketua HMJ Ilmu Komunikasi Undip Tahun 2013 Ditentukan



Tembalang – Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro akan menentukan siapa yang bakal menjadi ketua HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Ilmu Komunikasi di tahun 2013 mendatang dalam Pemilihan Raya (Pemira), Kamis, 20 Desember 2012. Pemilihan Raya dilaksanakan di  kampus Fisip Universtas Diponegoro tepatnya di lantai satu antara gedung B dan C mulai pukul 09.00 sampai 16.00. Pemilihan Raya ini dilaksanakan karena masa jabatan ketua HMJ sebelumnya telah habis.

Pemilihan Raya diikuti oleh empat kandidat calon ketua HMJ Ilmu Komunikasi. Empat kandidat calon ketua HMJ Ilmu Komunikasi yang akan dipilih adalah Aldila Leksanawati, Melinda Wita, Diah Woro dan Tegar Tuanggana. Penghitungan suara akan langsung dilakukan setelah Pemira selesai yaitu pukul 16.00. Hasil Pemira atau peraih suara terbanyak untuk menjadi ketua HMJ Ilmu Komunikasi tahun 2013 juga akan langsung diumumkan.

“Penghitungan suara akan langsung dilaksanakan setelah pemilihan selesai sehingga hasilnya juga akan langsung bisa diketahui,” kata Vania, salah satu panitia Pemira tersebut.

11 komentar
Label: ,

Tokoh Feminis Eksistensialis

Simone de Beauvoir
Beauvoir mengemukakan bahwa laki-laki adalah Diri dan perempuan adalah Liyan. Liyan ancaman bagi Diri sehingga Diri terus mensubordinasi Liyan. Beauvoir dalam takdir dan sejarah perempuan berusaha mencari tahu mengapa laki-laki itu Diri dan perempuan itu Liyan. Alasan biologis, psikologis, dan ekonomi tidak memuaskan beauvoir. Beauvoir mencari penjelasan yang lebih dalam mengapa laki-laki itu Diri dan perempuan itu Liyan. Begitu laki-laki menyatakan dirinya subjek dan Ada yang bebas maka gagasan Liyan pun muncul yaitu perempuan. Kalau tidak perempuan akan menjadi Diri dan laki-laki menjadi Liyan.
Laki-laki dapat menguasai perempuan dengan menciptakan mitos tentang perempuan, irasionalitasnya, kompleksitasnya dan mitos bahwa perempua  sulit dimengerti. Setiap laki-laki selalu dalam pencarian akan perempuan ideal. Perempuan  yang ideal, yang dipuja-puja laki-laki, adalah perempuan yang percaya bahwa adalah tugas mereka untuk mengorbankan diri agar menyelamatkan laki-laki. Mitos laki-laki tentang perempuan mengkhianati ambivalensi fundamental sifat-sifat alami perempuan. Perempuan tidak bisa mengejek citra idealnya karena laki-laki memegang kendali akan dirinya, untuk menggunakannya bagi keuntungan laki-laki berapapun harga yang harus dibayar perempuan. Yang menyebabkan mitos ini menjadi sangat mengerikan adalah karena banyak perempuan menginternalisasi mitos itu sebagai refleksi akurat dari makna menjadi perempuan.
Beauvoir menspesifikasi peran sosial sejalan dengan mekanisme utama yang digunakan oleh Diri, subjek, untuk menguasai Liyan, objek. Tindakan tragis perempuan yang menerima ke-Liyanan mereka sebagai misteri feminim, yang diturunkan dari generasi ke generasi melalui sosialisasi perempuan yang menyakitkan. Sejak muda anak perempuan dipaksa untuk menerima dan menginternalisasi tubuhnya sebagai Liyan, yang memalukan dan inferior yang dirakatkan dalam lembaga perkawinan dan motherhood. Menjadi istri dan ibu adalah dua peran feminin yang membatasi kebebasan perempuan. Perempuan pekerja juga, bahkan berada dalam kondisi yang lebih buruk karena bisa mengembangkan konflik internal antara kewajiban profesional dan kepentingan femininnya yang akan membuatnya menjadi pekerja lapis kedua setelah laki-laki. Pelacur, narsis, dan perempuan mistis memainkan peran “perempuan” sampai ke puncaknya.
Tragedi dari kesemua peran itu adalah bahwa kesemua itu bukanlah konstruksi perempuan sendiri melainkan dikonstruksi laki-laki melalui struktur dan lembaga laki-laki. Tetapi karena perempuan, seperti juga laki-laki, tidak memiliki esensi. Lebih merupakan subjek daripada objek. Perempuan tidak lebih Ada dalam dirinya sendiri daripada laki-laki. Tentu tidak mudah bagi perempuan untuk menghentikan kondisinya sebagai Liyan. Perempuan harus mempunyai pendapat dan cara seperti juga laki-laki.
Menurut Beauvoir, ada empat strategi yang dapat dilancarkan perempuan, pertama, perempuan dapat bekerja. Kedua, perempuan dapat menjadi seorang intelektual, anggota dari kelompok yang akan membangun perubahan bagi perempuan. Ketiga, perempuan dapat bekerja untuk mencapai transformasi sosialis masyarakat. Keempat, mengidentifikasi dirinya melalui pandangan kelompok dominan dalam masyarakat sehingga perempuan untuk menjadi Diri dalam masyarakat harus membebaskan diri dari tubuhnya.

Pendukung:

Dorothy Kauffman McCall
Opresi perempuan oleh laki-laki un unik karena dua alasan:
Pertama, tidak seperti opresi ras dan gender, opresi terhadap perempuan merupakan fakta historis yang saling berhubungan, suatu peristiwa dalam waktu yang berulang kali dipertanyakan dan diputarbalikkan. Perempuan selalu tersubordinasi laki-laki.
Kedua, perempuan telah menginternalisasi cara pandang asing bahwa laki-laki adalah esensial dan perempuan tidak esensial.

Josephine Donovan, Merdith Tax, Sandra Bartky

Di satu sisi, Diri autentik perempuan hidup sebagai “Diri-Objek” yang dilihat dari dunia laki-laki. Di sisi lain, Diri autentik perempuan hidup sebagai “Diri yang terasingkan dan kasat mata, kasat mata bahkan bagi dirinya sendiri”. Sebagai akibatnya perempuan menjadi Diri yang terpecah. Menurut Donovan, analisis Merdith Tax memberikan gambaran yang sangat kuat mengenai keterpecahan perempuan. Tax menggambarkan perempuan dipaksa untuk membiasakan diri dengan siulan dan komentar laki-laki ketika perempuan berjalan di jalanan umum. Dalam situasi seperti itu perempuan hanya mempunyai dua pilihan: sensitif dan rentan terhadap rasa sakit yang ditimbulkannya, atau menghadapinya dengan mengatakan ‘hanya tubuh sayalah yang mereka bicarakan, hal itu tidak memperngaruhi saya, mereka tidak tahu apa-apa tentang saya.’ Apapun prosesnya, penyelesaiannya adalah pemecahan antara pikiran dan tubuh. Memperkuat analisis Tax, Sandra Bartky mengamati bahwa fenomana siulan dan komentar seksual laki-laki menunjukkan betapa meratanya objektivikasi perempuan pada masayarakat kita. Kemanapun perempuan pergi, perempuan tampaknya tidak akan dapat melepaskan diri dari pandangan laki-laki.

0 komentar
Label: ,

Peran Perempuan dalam Kehidupan Sosial

Ternyata Jadi Ibu Rumah Tangga Lebih Stres
Seruu.com - Menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah pekerjaan mulia yang kadang diremehkan sebab tak menghasilkan profit. Satu lagi, ternyata ibu rumah tangga rentan sekali mengalami stress, dibanding dengan wanita yang bekerja di luar rumah. Hal ini diungkap oleh sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Gallup, yang melibatkan para ibu yang murni hanya menjadi ibu rumah tangga. Para ibu tersebut faktanya harus mengatasi segala permasalahan emosional seperti sedih, marah, depresi, dan lain-lain seorang diri. Perbandingannya, jika 26% ibu rumah tangga yang merasa sedih, maka wanita pekerja hanya 16 %. Depresi ibu rumah tangga 28%, sedang wanita pekerja 17%. Sedangkan tingkat stress ibu rumah tangga mencapai 50%, sedang wanita pekerja 48%.
Meski masih diperdebatkan, namun hal tersebut setidaknya menunjukkan betapa berat beban para ibu rumah tangga yang murni bekerja mengurus keluarganya. Cara untuk mengurangi beban bagi Anda, yang menjadi ibu rumah tangga agar tidak terlalu berat; biasakan putra dan putri Anda untuk membantu pekerjaan Anda. Misalnya dengan menyuruh mereka membersihkan kamar serta mainan mereka sendiri. Lalu, minta pengertian pada keluarga agar tak memperlakukan Anda layaknya pembantu, sebab urusan rumah dan seisinya adalah tanggung jawab semua penghuni rumah. Kerja sama adalah hal yang dapat meringankan beban Anda, jika Anda tak memiliki asisten rumah tangga.[ast]
Sumber : http://www.seruu.com/keluarga/psikologi/artikel/ternyata-jadi-ibu-rumah-tangga-lebih-stres
Analisis
Dari teks diatas muncul isu yang berhubungan dengan peran atau pekerjaan perempuan. Perempuan dalam masyarakat patriarki masih dibebani pekerjaan pengurusan rumah tangga seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, mengasuh anak dan sebagainya. Beban pekerjaan rumah tersebut berasal dari anggapan bahwa perempuanlah yang harusnya bertanggung jawab atas pekerjaan yang ada di dalam rumah, sedangkan laki-laki bekerja di sektor pubilk. Hal tersebut akan meningkatkan potensi stres perempuan karena pekerjaan rumah tangga bukanlah hal yang mudah.
Teks diatas cocok dijelaskan dalam feminisme Marxis karena kapitalisme adalah penyebab dari subordinasi perempuan dalam bidang pekerjaan. Yang menjadi tekanan dalam isu ini adalah bahwa perempuan dalam menjalankan pekerjaannya dalam keluarga, seperti mencuci pakaian, mamasak, membersihkan rumah, dan mengasuh anak masih diremehkan dan dianggap sebagai bukan pekerjaan yang sungguh-sungguh. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab atas terjadinya opresi terhadap perempuan karena pekerjaan rumah tangga tidak bisa dibilang mudah dan bisa menyebabkan stres bagi perempuan.
Terdapat beberapa tokoh yang dapat menjelaskan isu tentang peran atau pekerjaan perempuan dalam feminisme Marxis antara lain Friedrich Engels, Margaret Benston, Mariorosa Dalla Costa serta Selma James.
Sejarah dari adanya pembagian kerja berdasarkan gender ada dalam Origin of the family, Private Property and the State, yang ditulis oleh Friedrich Engels. Dia menunujukkan perubahan di dalam kondisi material manusia mempengaruhi hubungan keluarga mereka. Engels berspekulasi bahwa dahulu masyarakat berpasangan mungkin bukan hanya matrilineal, tetapi juga matriarkal, karena perempuan mempunyai kekuatan ekonomi, sosial, dan politik. Apa pun status perempuan dimasa lalu, status itu diperoleh dari posisinya di dalam rumah tangga, pusat produksi primitif. Perempuan kehilangan posisi superiornya setelah laki-laki mulai berternak yang membawa kepada suatu sumber kekayaan yang baru bagi manusia.
Sejalan dengan mulainya produksi di luar rumah yang melampaui produksi di dalam rumah, pembagian kerja tradisional berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan mempunyai makna baru. Dengan semakin dianggap pentingnya pekerjaan dan produksi laki-laki, bukan saja nilai pekerjaan dan produksi perempuan menurun, namun status perempuan dalam masyarakat juga menurun yang akan mengubah masyarakat menjadi patrilineal. Setelah menghasilkan dan menegaskan klaim terhadap kekayaan, laki-laki mengambil alih kendali rumah tangga, mereduksi perempuan menjadi budak untuk melayani laki-laki dalam rumah tangga. Dalam tatanan keluarga baru ini, menurut Engels, suami berkuasa atas dasar kekuatan ekonominya. Kendali laki-laki atas perempuan berakar dari fakta bahwa laki-laki yang mengendalikan kepemilikan.
Sebelum muncul kapitalisme industri, keluarga atau rumah tangga adalah tempat produksi. Pekerjaan yang dilakukan perempuan seperti mencuci, memasak, menanam, mengandung, dan mengasuh anak bersifat sentral bagi kegiatan ekonomi dari keluarga besar sebagaimana pekerjaan yang dilakukan laki-laki. Tetapi dengan industrialisasi dan transfer produksi barang-barang dari rumah tangga pribadi ke dalam tempat kerja publik, perempuan yang kebanyakan tidak memasuki tempat kerja publik sejak awal dianggap nonproduktif, sebaliknya pekerjaan laki-laki yang menghasilkan upah dianggap produktif.
Laki-laki membutuhkan perempuan untuk tetap bekerja tanpa dibayar di dalam rumah tangganya. Jika tidak maka tidak ada lagi yang tersisa di dalam rumah tangga untuk mereproduksi kekuatan kerja laki-laki, dan harus mereproduksi kebutuhan individunya sendiri, seperti mencuci pakaian sendiri, memasak sendiri, yang akan mengurangi produktivitas laki-laki di tempat kerja publik.
Kebanyakan perempuan yang sudah menikah tinggal di rumah, mereka melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak-anaknya, sementara suami mereka pergi bekerja. Serikat pekerja berusaha untuk meningkatkan upah laki-laki, sehingga mereka dapat membawa upah keluarga sendirian tanpa bantuan perempuan. Sehingga dampaknya perempuan tetap tinggal dirumah mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan tidak perlu bekerja di luar rumah untuk membantu membiayai keluarga. Hal tersebut merupakan suatu beban bagi perempuan karena harus bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga.
Kunci bagi pembebasan perempuan menurut Margaret Benston adalah sosialisasi pekerjaan rumah tangga. Di bawah kapitalisme, gambaran dari sifat dan fungsi pekerjaan perempuan diremahkan. Perempuan semakin dianggap sebagai konsumen semata, seolah-olah laki-laki adalah untuk menghasilkan upah dan perempuan yang menghabiskannya. Hanya karena perempuan tidak menjual produk yang dipasarkan tidak berarti bahwa pekerjaannya lebih mudah daripada pekerjaan yang menghasilkan barang yang dipasarkan. Namun, jika seorang perempuan dibebaskan dari tugas domestiknya dan memasuki pasar tenaga kerja, maka bukanlah langkah menuju pembebasan namun menjauh dari pembebasan.
Pekerjaan rumah tangga yang merupakan tanggung jawab perempuan, ketika mereka bekerja di luar rumah, mereka juga harus mengerjakan pekerjaan di dalam rumah. Pekerjaan di luar rumah walaupun merupakan salah satu syarat pembebasan perempuan, tidak akan dengan sendirinya memberikan kesetaraan bagi perempuan, selama pekerjaan di rumah tetap semata-mata merupakan tanggung jawab perempuan, perempuan akan terus memikul beban ganda yang akan lebih membebani dirinya meningkatkan potensi stres bagi dirinya. Jadi, memberikan peluang bagi seorang perempuan untuk memasuki industri publik tanpa secara bersamaan mensosialisasikan pekerjaan seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, dan mengasuh anak berarti menjadikan kondisi teropresinya lebih buruk.
Pentingnya sosialisasi pekerjaan rumah tangga bukanlah karena hal itu akan berarti membebaskan perempuan dari pekerjaan rumah tangga, melainkan karena hal itu akan memungkinkan setiap orang untuk menyadari betapa pentingnya pekerjaan itu secara sosial. Begitu setiap orang menyadari betapa sulitnya pekerjaan rumah tangga, masyarakat tidak akan lagi mempunyai dasar bagi opresi terhadap perempuan sebagai orang-orang yang hanya bergantung pada laki-laki. Dan dengan menyadari sulitnya pekerjaan rumah tangga, laki-laki akan membantu mengurangi beban perempuan dalam pekerjaannya. Bagi Benston, sosialisasi pemeliharaan rumah tangga pribadi serta pengasuhan anak adalah satu-satunya faktor yang akan mengakhiri opresi terhadap perempuan sebagai kelompok, dan akan memberikan setiap perempuan penghargaan yang berhak diterimanya.
Mariorosa Dalla Costa serta Selma James manyatakan bahwa pekerjaan rumah tangga perempuan adalah produktif dan bukan dalam makna sehari-hari yang berarti “berguna”, melainkan dalam makna Marxis yang tegas sebagai sesuatu yang menciptakan nilai surplus. Pekerjaan perempuan di dalam rumah penting bagi semua jenis pekerjaan lain. Dengan menyediakan bagi laki-laki bukan saja makanan dan pakaian tetapi juga kenyamanan emosional dan domestik, maka perempuan menjaga agar roda mesin kapitalis terus bekerja. Misalnya suami kelelahan setelah pulang bekerja, istrinya telah menyiapkan makanan bagi suaminya sehingga suami tidak harus menyiapkan sendiri, dan pekerjaan rumah lainnya telah dikerjaan oleh istri sehingga tidak harus dikerjaan oleh suami agar tidak kelelahan dan tetap produktif dalam bekerja di sektor publik.
Program pembebasan perempuan menurut Dalla Costa dan James dengan mempertimbangkan pandangan atas pekerjaan perempuan sebagai pekerjaan produktif adalah perempuan harus menuntut upah atas pekerjaan rumah tangga. Negara harus membayar upah kepada ibu rumah tangga, karena kapital akhirnya mengambil keuntungan dari eksploitasi terhadap perempuan. Tidak perlu berbentuk uang namun dapat diberikan dalam bentuk pembayaran bagi kesejahteraan perempuan atas pekerjaan yang telah mereka lakukan di dalam rumah. Apabila negara tidak membayar, bisa dilakukan aksi mogok, karena kapitalisme membutuhkan perempuan yang menghasilkan kekuatan untuk bekerja pada diri laki-laki dan anak-anak.
Namun terdapat argumentasi yang tidak mendukung pemberian upah untuk pekerjaan rumah tangga. Hal tersebut dikarenakan upah untuk pekerjaan rumah tangga akan menyebabkan perempuan tetap terisolasi di dalam rumahnya, walaupun sebenarnya mempunyai kesempatan untuk melakukan segala sesuatu di luar rumahnya. Dibayar untuk pekerjaan rumah tangga akan memberikan sedikit sekali dorongan bagi perempuan untuk bekerja di luar rumah. Akibatnya pembagian kerja berdasar jenis kelamin justru menguat. Laki-laki tidak akan merasa ditekan untuk melakukan pekerjaan perempuan, dan perempuan tidak memiliki dorongan untuk melakukan pekerjaan laki-laki. Sehingga beban pekerjaan rumah tangga tetap ditanggung perempuan dan potensi stres perempuan akan semakin meningkat karena hanya melakukan pekerjaan yang monoton di dalam rumah.
Meskipun perempuan bekerja di sektor publik dan ketika pekerjaan domestik menjadi begitu membebani bagi keluarga, perempuanlah yang akan berhenti bekerja, dan bukannya laki-laki. Perempuan akan selalu menjadi orang yang mudur dari dunia publik, dan kembali ke dunia pribadi. Akan lebih baik untuk menerima rekomendasi Benston untuk mensosialisasikan pekerjaan rumah tangga. Sehingga akan terdapat kesadaran bahwa pekerjaan rumah tangga adalah suatu hal yang penting, dan akhirnya perempuan akan dihargai karena melakukan pekerjaan tersebut. Laki-laki akhirnya menyadari bahwa pekerjaan di rumah adalah tanggung jawab bersama, sehingga laki-laki mau melakukan pekerjaan di dalam rumah seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah serta mengasuh anak yang akan mengurangi beban perempuan sehingga perempuan tidak perlu merasa bahwa dia lah yang seharusnya bertanggung jawab akan pekerjaan di dalam rumah dan hal tersebut akan mengurangi potensi stres pada perempuan.





Daftar Pustaka:

Tong, Rosemarie Putnam.2010.Feminist Thought.Yogyakarta: Jalasutra.

0 komentar
Label: , ,

Marabunta, Semut Raksasa Kota Lama



Kota Semarang memiliki banyak bangunan tua yang berpusat di Kota Lama. Di Kota Lama Semarang terdapat gedung-gedung kuno yang menarik, salah satunya adalah gedung Marabunta. Gedung Marabunta terletak di Jalan Cendrawasih 23 Semarang. Terdapat sesuatu yang unik dan menjadi salah satu ciri dari gedung ini, yaitu dua patung semut yang sangat besar yang berada di atas gedung tersebut. Gedung Marabunta termasuk gedung peninggalan dari zaman penjajahan Belanda, dibangun kira-kira pada tahun 1854. Dahulu fungsinya adalah untuk tempat pertunjukan seni seperti drama, tari dan musik yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali.

Nama asli dari gedung ini adalah Gedung Komedi Stadschouwburg, yang kemudian diganti menjadi Marabunta. Marabunta berarti semut merah, sehingga gedung tersebut melambangkan sifat semut yang saling bekerjasama. Pak Bambang, yang merupakan ketua pengelola gedung Marabunta menjelaskan gedung tersebut pernah roboh dan berpindah beberapa kali sehingga gedung yang ada sekarang adalah replika dari gedung aslinya. Pasca kemerdekaan gedung ini diperbaiki oleh Yayasan Empat Lima yang salah satu anggotanya adalah mantan Presiden Soeharto, namun gedung tersebut rubuh lagi dan akhirnya dijual ke Yayasan Rumpun Diponegoro yang sampai saat ini masih mengelola gedung tersebut.


Interior gedung Marabunta tidak kalah menariknya. Bagian langit-langit dalam gedung ini sangat unik, karena berbentuk kapal kayu besar yang terbalik yang konon merupakan dari kapal asli. Dibagian langit-langit terdapat beberapa kipas angin yang menghiasi ruangan dalam gedung. Langit-langit bersama tiang penyangga dari gedung tersebut merupakan peninggalan dari gedung asli yang masih tetap dipertahankan untuk kepentingan cagar budaya. Dibagian dalam gedung terdapat bar yang berbentuk kapal terbuat dari kayu. Lantai gedung yang asli dahulu terbuat dari marmer, namun setelah renovasi diganti dengan kayu agar cocok dengan langit-langitnya. Terdapat pula beberapa jendela berkaca yang menarik, karena dikaca jendela terdapat seperti lukisan.









Pak Bambang menambahkan, dahulu gedung ini pernah dipakai untuk pementasan Mata Hari, seorang wanita cantik yang terkenal sebagai mata-mata dan dihukum tembak mati di Perancis. Gambar Mata Hari yang sedang menari balet dapat dilihat di kaca jendela gedung tersebut. Gedung Marabunta yang sekarang, sering dipakai untuk pertemuan, konser musik, dan juga untuk resepsi pernikahan. Gedung Marabunta berlokasi tidak jauh dari bangunan-bangunan kuno lainnya di Kota Lama. Warga setempat menyebut gedung ini sebagai gedung semut.



16 komentar
Label:

Waow Bayi Naga

Bagus


Beneran ini Behind the Scene nya?


0 komentar
Label: ,

Majalah Berbau Pornografi

Majalah merupakan media massa cetak yang menyajikan konten-konten serupa berdasarkan jenis majalah itu sendiri. Ada beragam jenis majalah yang banyak kita temui sekarang ini. Misalnya majalah anak-anak, gaya hidup, perjalanan, agro bisnis, makanan, game dan masih banyak lagi termasuk majalah yang berbau pornografi. Majalah yang berbau pornografi yang sering kita dengar yaitu majalah Playboy, namun selain itu masih banyak lagi majalah yang beredar di Indonesia seperti Barbuk, FHM, Cosmopolitan, Popular, ME Asia, Maxim dan kemungkinan masih banyak lagi. Majalah-majalah tersebut menampilkan gambar-gambar panas atau seksi yang kebanyakan perempuan.
Majalah-majalah seperti itu beredar luas dan dijual dengan bebas di pasaran, misalnya di pinggir-pinggir jalan, di kios-kios koran dan di toko-toko buku. Dengan begitu siapapun dapat dengan mudah untuk membeli atau membacanya. Apabila majalah seperti itu dibaca oleh orang dewasa yang sudah mengerti tentang hal seperti itu dan bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri tentu tidak begitu masalah. Namun apabila anak-anak melihat atau membacanya, misalnya sepulang sekolah mereka berjalan kaki dan melewati kios koran dipinggir jalan yang menyediakan majalah berbau pornografi, melalui covernya saja mereka akan langsung bisa melihat foto-foto panas yang ditampilkan majalah tersebut. Walaupun sudah sering kita dengar pengaduan dari berbagai pihak kepada pemerintah untuk menindaklanjuti majalah-majalah seperti itu, namun hal tersebut sepertinya kurang maksimal karena majalah-majalah tersebut masih beredar luas di pasaran.
Banyak majalah yang berbau pornografi yang beredar luas dan dijual dengan bebas, Apa yang menyebabkan majalah seperti itu muncul? Dan mengapa beredar luas dan dijual bebas? Apa dampak yang bisa ditimbulkan akibat hal tersebut? Bagaimana upaya pemerintah sejauh ini dalam menangani hal-hal semacam itu?
Tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk mengetahui alasan munculnya majalah-majalah yang berbau pornografi dan alasan majalah tersebut beredar luas dan dijual dengan bebas di pasaran dan dampak yang terjadi akibat hal tersebut dan mengetahui upaya pemerintah sejauh ini dalam menangani hal-hal semacam itu.
Aspek-aspek yang akan menjadi bahan pembahasan yaitu alasan munculnya majalah yang berbau pornografi dan alasan majalah seperti itu beredar dengan bebas yang pastinya akan berdampak pada masyarakat. Serta upaya pemerintah sejauh ini dalam menangani hal tersebut.
Mengetahui alasan munculnya majalah-majalah yang berbau pornografi dan alasan majalah tersebut beredar luas dan dijual dengan bebas di pasaran dan mengetahui dampak yang terjadi akibat hal tersebut dan upaya apa saja yang dilakukan pemerintah sejauh ini dalam menangani hal-hal semacam itu.

Banyak majalah yang beredar dengan sangat kental berbau pornografi seperti majalah Barbuk, FHM, Cosmopolitan, Popular, ME Asia dan Maxim yang menampilkan gambar-gambar panas atau seksi. Pornografi dapat didefinisikan sebagai representasi eksplisit (gambar, tulisan, lukisan, foto) dari aktifitas seksual atau hal yang tidak senonoh, mesum atau cabul yang dimaksudkan untuk dikomunikasikan ke publik (R. Ogien, 2003: 31, 47). Majalah-majalah tersebut menampilkan gambar-gambar panas atau seksi untuk dikomunikasikan ke publik. Gambar-gambar tersebut dapat menimbulkan gairah atau rangsangan seksual kepada orang yang melihatnya. Menurut Haryatmoko, insan media cenderung untuk menampilkan hal yang sensasional atau spektakuler sehingga mudah tergoda mempresentasikan pornografi karena paling mudah memancing kehebohan. Dalam hal ini mereka memunculkan majalah yang berbau pornografi agar bisa dengan mudah memperoleh perhatian dari masyarakat. Demi tuntutan ekonomi maka mereka melakukan hal tersebut. Pornografi di Indonesia termasuk hal yang tabu, terkadang masyarakat heran akan suatu hal tabu dan malah ingin melihatnya. Tentunya banyak masyarakat membeli majalah-majalah seperti itu karena majalah-majalah itu masih saja bertahan sampai sekarang ini. Namun dalam penjualannya majalah-majalah tersebut beredar dengan bebas. Ada di berbagai tempat penjualan seperti di pinggir jalan, kios koran dan toko buku. Beredarnya majalah berbau porno dengan bebas dapat berdampak negatif terhadap masyarakat. Misalnya majalah berbau pornografi yang terdapat di pinggir jalan atau di kios koran bisa langsung dilihat oleh siapa saja yang melewatinya termasuk juga anak-anak. Bahkan anak-anak juga bisa membelinya apabila penjualnya tidak mempunyai kepedulian terhadap mereka. Sepertinya dari pihak majalahnya sendiri tidak mengontrol kemana saja produk mereka dijual atau didistribusikan. Mereka seperti tidak mau tahu apa yang akan akan terjadi setelah produk mereka di keluarkan ke publik, dan sepertinya yang terpenting bagi mereka adalah produk mereka yaitu majalahnya laku di pasaran. Hal tersebut harusnya tidak boleh terjadi. Ada tiga alasan utama yang dikemukakan untuk menolak pornografi, pertama, perlindungan terhadap orang muda atau anak-anak; kedua, mencegah perendahan martabat perempuan; ketiga, mencegah sifat subversifnya yang cenderung menghancurkan tatanan nilai seksual keluarga dan masyarakat (ibid., 2003: 7). Pornografi dikhawatirkan akan mengganggu anak-anak atau remaja sehingga mengalami gangguan psikis. Menurut teori peniruan, semakin orang melihat pornografi, semakin ia terdorong untuk melakukan (ibid., 80). Pornografi cenderung akan dipakai oleh para remaja sebagai pegangan perilaku seksual. Gambar-gambar yang ada di majalah berbau porno yang dilihat remaja atau anak-anak akan membuat mereka untuk meniru seperti apa yang ada didalamnya dan menjadi pegangan mereka dalam berperilaku seksual. Apabila hal tersebut benar-benar terjadi maka akan merusak genarasi muda yang merupakan penerus bangsa yang seharusnya mempunyai moral yang baik. Dalam majalah berbau pornografi tersebut kebanyakan yang ditampilkan adalah perempuan dengan gambar-gambar mereka yang seksi atau panas yang bisa merangsang hasrat seksual. Disini perempuan menjadi objek pemuasan diri yang cenderung membangkitkan suasana kekerasan terhadap perempuan. Hal tersebut bertentangan dengan etika minimal yang terdiri dari tiga pilar (R. Ogien, 2003: 12-13), yaitu pertama, sikap netral terhadap konsepsi tentang “baik”. Konsepsi ini menghargai hak akan kemandirian moral yang dalam kasus ini berarti kebebasan memilih akan apa yang baik bagi dirinya dalam hal seksualitas. Kedua, prinsip menghindar dari merugikan pihak lain. Prinsip ini berasal dari cara berpikir konsekuensialis yang sangat peduli pada efek yang menimpa individu, bisa kerugian fisik atau psikologis. Dalam hal ini majalah yang berbau pornografi berpotensi untuk merugikan pihak lain, terutama kerugian dalam hal psikologis anak-anak dan kekerasan pada perempuan. Ketiga, prinsip untuk menempatkan nilai yang sama pada suara atau kepentingan setiap orang. Prinsip ini berasal dari tradisi deontologi dimana kewajiban setiap orang untuk tidak menjadikan orang lain sarana, tetapi tujuan pada dirinya.
Campur tangan negara dalam hal ini sarat dengan dilema. Di satu pihak bila negara banyak campur tangan akan membatasi kebebasan berekspresi atau hak akan informasi. Di lain pihak, bila kebebasan tersebut merugikan pihak lain atau mengancam kebebasan pihak lain campur tangan pemerintah sulit dihindarkan. Pemerintah dalam menangani hal tersebut telah menetapkan UU no. 44 tahun 2008 tentang pornografi. Namun undang-undang yang telah ditetapkan tersebut tidak serta merta diaplikasikan pada kehidupan nyata. Masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang terkait dengan pornografi tetap dibiarkan. Pemerintah dalam menangani hal tersebut terkesan lambat dan tidak ada kepastian. Pemerintah dalam menindaklanjuti suatu kasus juga terkadang menunggu pengaduan dari masyarakat terlebih dahulu. Pernah dahulu pihak pemerintah merazia majalah-majalah yang berbau pornografi setelah mendengar keluhan dari masyarakat bahwa majalah seperti itu akan memberi dampak buruk pada generasi muda. Disini bisa dilihat dalam merazia majalah pornografi pemerintah menunggu keluhan dari masyarakat terlebih dahulu, bukan dari sejak awal majalah-majalah tersebut beredar bebas di pasaran. Dan hal semacam itu mungkin tidak akan berjalan dengan lama karena penjual majalah seperti itu masih dengan bebas menjual dagangannya. Jadi pemerintah dalam menangani masalah seperti itu masih terlihat kurang maksimal.

Dari semua penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa majalah-majalah berbau pornografi beredar luas dan dijual dengan bebas di pasaran. Majalah tersebut muncul karena insan media ingin memancing kehebohan dengan mudah dengan menampilkan hal yang sensasional atau spektakuler, salah satunya yaitu dengan pornografi. Hal tersebut juga tidak lepas dari tuntutan ekonomi yang akhirnya memunculkan majalah-majalah berbau pornografi tersebut.
Beredarnya majalah berbau pornografi dengan bebas bisa berdampak negatif terutama bagi remaja atau anak-anak dan perempuan. Pornografi cenderung akan dipakai oleh para remaja sebagai pegangan perilaku seksual. Gambar-gambar yang ada di majalah berbau porno yang dilihat remaja atau anak-anak akan membuat mereka untuk meniru seperti apa yang ada didalamnya dan menjadi pegangan mereka dalam berperilaku seksual. Hal tersebut akan merusak genarasi muda yang merupakan penerus bangsa. Dalam majalah berbau pornografi tersebut kebanyakan yang ditampilkan adalah perempuan dengan gambar-gambar mereka yang seksi atau panas yang bisa merangsang hasrat seksual. Disini perempuan menjadi objek pemuasan diri yang cenderung membangkitkan suasana kekerasan terhadap perempuan. Sehingga perempuan akan menjadi korban.
Walaupun pemerintah telah menetapkan undang-undang tentang pornografi namun aplikasinya masih kurang maksimal. Pemerintah masih terkesan lambat dan tidak pasti dalam menangani hal semacam itu.
Pemerintah seharusnya memperhatikan peredaran majalah-majalah berbau pornografi dengan baik, seperti membatasi penerbitan dan mempersempit peredaran agar tepat sasaran atau konsumen sesuai dengan kalangan pembaca dewasa. Pihak majalah sendiri juga seharusnya ikut serta dalam mengontrol kemana saja majalah tersebut diedarkan atau didistribusikan agar tidak merugikan pihak lain yang seharusnya tidak diterpa oleh hal-hal semacam pornografi.

D.    Daftar Pustaka
Haryatmoko.
http://www.lbh-apik.or.id/uu-pornografi.htm diakses 1 juli 2012
http://www.kompas.com/news/read/2010/02/11/11022922/Wow.28.Majalah.Porno diakses 1 juli 2012

0 komentar
Label:

Manfaat/Kegunaan Gas Alam


Gas alam sekarang ini telah menjadi sumber energi alternatif yang banyak digunakan oleh masyarakat dunia untuk berbagai keperluan, baik untuk perumahan, komersial maupun industri. Dari tahun ke tahun penggunaan gas alam selalu meningkat. Hal ini karena banyaknya keuntungan yang didapat dari penggunaan gas alam dibanding dengan sumber energi lain. Energi yang dihasilkan gas alam lebih efisien. Tidak seperti halnya dengan minyak bumi dan batu bara, penggunaannya jauh lebih bersih dan sangat ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan. Disamping itu, gas alam juga mempunyai beberapa keunggulan lain, seperti tidak berwarna, tidak berbau, tidak korosif dan tidak beracun.
Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :

1.       Gas alam sebagai bahan bakar
Antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV), sebagai keperluan untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan sebagainya. Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih ‘bersih’ bila dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. LPG (liquified petroleum gas), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12). Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu.

2.       Gas alam sebagai bahan baku
Antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, metanol, bahan baku plastik LDPE (low density polyethylene), LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE (high density polyethylen), PE (poly ethylene), PVC (poly vinyl chloride), C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan.

3.       Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor
Gas alam yang paling besar digunakan untuk komoditas ekspor di dunia yaitu LNG (Liquified Natural Gas) atau gas alam cair.
Gas alam cair Liquefied Natural Gas (LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160° Celcius. LNG ditransportasi menggunakan kendaraan yang dirancang khusus dan ditaruh dalam tangki yang juga dirancang khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari gas alam pada Suhu dan Tekanan Standar, membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak jauh di mana jalur pipa tidak ada. Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa tidak memungkinkan atau tidak ekonomis, dia dapat ditransportasi oleh kendaraan LNG. Dibandingkan dengan minyak mentah, pasar gas alam cair relative lebih kecil.

Saat ini teknologi manusia juga telah mampu menggnakan gas alam untuk air conditioner (AC), seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand dan beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.


Manfaat/kegunaan gas alam:
1.       Industri
Industri menggunakannya sebagai sumber panas untuk menghasilkan barang-barang. Industri juga menggunakan gas alam sebagai bahan untuk membua t pupuk, tinta, plastik, cat, detergen, pencegah serangga dan lain-lain.

2.       Kegunaan domestik
Digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan pemanas. Di beberapa negara gas alam disediakan untuk rumah-rumah disalurkan menggunakan pipa yang digunakan untuk pengering pakaian, pemanas/pendingin ruangan, pemanas air, bahan bakar kompor, AC.

3.       Listrik
Gas alam juga dapat digunakan untuk meciptakan listrik melalui penggunaan turbin gas dan turbin uap. Pembakaran gas alam lebih bersih daripada minyak dan batubara sehingga dapat menghasilkan listrik dengan lebih efisien dan emisi yng lebih rendah.

4.       Transportasi
Gas alam digunakan sebagai bahan bakar transportasi, mempunyai oktan yang lebih tinggi, lebih bersih daripada bensin dan diesel. Pada tahun 2008 ada 9.6 juta kendaraan gas alam diseluruh dunia

9 komentar
 
Channel-13 © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters