Label: ,

Tentang Iklan Feminisme


Pada waktu sekarang ini masih banyak masyarakat di berbagai belahan dunia yang menganut budaya patriarki. Laki-laki dianggap sebagai orang yang seharusnya pergi bekerja ke ranah publik, dan perempuan tinggal di rumah mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak. Hal tersebut akibat dari adanya sistem pengaturan gender yang terjadi di masyarakat. Sistem pengaturan gender dianggap merugikan perempuan karena membuat mereka teropresi oleh laki-laki.
Dalam mengatasi masalah pengaturan gender yang terjadi di masyarakat terdapat suatu rekomendasi yaitu dengan melakukan fungsi pengasuhan ganda. Pengasuhan ganda dinilai merupakan pemecahan yang baik terhadap sistem pengaturan gender yang menyimpang. Pemecahan masalah melalui pengasuhan ganda ditawarkan oleh tokoh feminisme psikoanalisis yaitu Dinnerstein dan Chodorow.
Namun konsep yang ditawarkan Dinnerstein dan Chodorow menuai banyak kritikan karena hal tersebut dianggap tidak cocok dengan masalah yang dibicarakan. Mereka mempertanyakan tentang berbagai kemungkinan yang akan terjadi apabila pengasuhan ganda tetap dilakukan, apakah lebih baik atau lebih buruk.
Iklan Rinso Anti Noda merupakan iklan yang mempunyai relevansi atau dapat digunakan sebagai contoh dalam kritik terhadap Dinnerstein, Chodorow dan pengasuhan ganda. Iklan tersebut menggambarkan suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan satu anak laki-laki. Dalam iklan tersebut peran laki-laki dan perempuan sama seperti dalam budaya patriarki yaitu ibu yang mengurus pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak sedangkan ayah bekerja di sektor publik. Sehingga keluarga yang ada dalam iklan tersebut tidak menganut sistem pengasuhan ganda.

1.      Mengapa dalam iklan Rinso Anti Noda sosok ibu yang lebih ditonjolkan dalam mengurus rumah tangga dan mengasuh anak?
2.      Apa akibat yang akan terjadi jika pengasuhan ganda dilakukan?
3.      Apakah pengasuhan ganda merupakan pemecahan yang efektif atas sistem pengaturan gender?

Iklan Rinso Anti Noda bercerita tentang suatu keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan satu Anak laki-laki. Cerita dimulai sewaktu sang ayah ingin pergi bekerja, sang ibu dan anak melambaikan tangannya kepada sang ayah sebagai tanda ucapan sampai jumpa. Setelah sang ayah pergi, ibu dan anak memulai berbagai pekerjaan bersama-sama, mulai dari mencuci mobil, mengecat rumah dan juga memasak. Mereka melakukan berbagai pekerjaan bersama tersebut dengan senang. Kaos sang anak yang kotor akibat melakukan berbagai pekerjaan tersebut kemudian dicuci oleh ibu menggunakan Rinso yang menghilangkan noda sampai bersih. Setelah itu mereka bersantai bersama dan ketika ayah pulang bekerja, ayah sudah disambut sang ibu dan anak dengan masakan yang dimasak bersama tadi sehingga ayah merasa senang.
Dalam iklan tersebut sosok sang ibu lebih ditonjolkan daripada ayah dalam mengurusi rumah tangga dan mengasuh anak. Hal tersebut dikarenakan dalam lingkungan sosial mereka atau masyarakat di sekitarnya menganggap bahwa ibu atau perempuan adalah orang yang pantas mengerjakan urusan rumah tangga, sedangkan laki-laki atau ayah selayaknya pergi bekerja untuk menghidupi keluarganya. Dalam iklan tersebut ibu terlihat menyukai tinggal dirumah, dan mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci mobil, mengecat, memasak dan mencuci pakaian bersama anaknya dengan senang hati, sedangkan sang ayah pergi bekerja untuk mencari nafkah.
Hal tersebut seperti yang disampaikan kritikus terhadap Dinnerstein dan Chodorow,  perempuan bukanlah ibu karena hukum, politik, ekonomi atau kebudayaan  memaksa perempuan untuk menjadi ibu, perempuan adalah ibu karena mereka menganggap diri mereka ibu. Keinginan serta kebutuhan seorang perempuan untuk menjadi ibu bukanlah disebabkan oleh “pikiran” melainkan oleh “hal/matter”, yaitu kondisi sosial khusus, misalnya pendapatan laki-laki yang biasanya lebih tinggi daripada perempuan di dunia kerja. Dalam masyarakat yang memberikan penghargaan ekonomi bagi laki-laki, masuk akal jika perempuan berusaha untuk meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka menyukai tinggal dirumah bersama anak-anaknya, sementara ayah mencari penghidupan bagi mereka. Perempuan akan berhenti menginginkan atau membutuhkan untuk menjadi ibu jika kondisi sosial sudah sedemikian sehingga perempuan dibayar sama atau lebih daripada laki-laki di dunia kerja. Indonesia merupakan negara yang masih memberikan penghargaan ekonomi bagi laki-laki. Sehingga seperti dalam iklan Rinso tersebut, ayah pergi bekerja untuk mencari nafkah dan ibu terlihat menyukai mengurusi pekerjaan rumah bersama anaknya.
Sebelumnya Dinnerstein menjelaskan, sistem pengaturan gender yang terjadi di masyarakat kita menghasilkan suatu perjanjian tidak tertulis, antara laki-laki dan perempuan, bahwa laki-laki harus pergi ke dunia publik dan perempuan harus tinggal di ranah pribadi. Pengaturan gender destruktif tersebut adalah hasil langsung dari peran perempuan dalam pengasuhan anak. Chodorow juga bertanya-tanya mengapa perempuan ingin menjadi ibu, bahkan ketika mereka tidak harus menjadi ibu. Dia menjelaskan bahwa pengasuhan anak yang dilakukan oleh perempuan memberikan pengalaman yang sangat berbeda pada anak perempuan dibandingkan dengan pengalaman anak laki-laki (konsep psiko analisa). Pengasuhan anak oleh perempuan merangsang anak perempuan untuk menjadi ibu (teori belajar). Namun, pengasuhan anak oleh perempuan juga menghasilkan laki-laki yang cenderung dominan (terhadap perempuan) dan kurang menghargai perempuan (perspektif feminis). Sehingga mereka merekomendasikan pemecahan dari permasalahan tersebut adalah dengan pengasuhan ganda.
Akibat dari pengasuhan ganda bermacam-macam, ada yang positif ada pula yang negatif. Dampak positif dari pengasuhan ganda yaitu akan menghancurkan secara total pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki akan dituntun untuk melakukan “fathering” (menjadi ayah) seperti juga perempuan menghabiskan waktu untuk “mothering” (menjadi ibu) dan perempuan akan dituntut untuk bekerja bersama laki-laki di dunia kerja sehingga laki-laki dan perempuan akan sama-sama berkembang menjadi orang yang penuh perhatian, dan merasa nyaman baik di ranah pribadi maupun di ranah publik. Keluarga dalam iklan Rinso tersebut mungkin apabila melakukan pengasuhan ganda akan membuat keluarga mereka lebih penuh perhatian dan nyaman. Misalnya pekerjaan rumah tangga yang agak berat seperti mencuci mobil dan mengecat rumah bisa dilakukan oleh sekeluarga bersama-sama termasuk ayah sehingga akan meningkatkan hubungan kekeluargaan.
Namun, konsep Dinnerstein dan Chodorow tentang pengasuhan ganda tidak lepas dari kritikan oleh beberapa tokoh. Misalnya Jean Bethke Elshtain, yang mempertanyakan apa yang akan didapat dari dilakukannya pengasuhan ganda, apakah lebih baik atau lebih buruk. Dinnerstein menjawab dengan optimis bahwa pengasuhan ganda akan mempunyai dampak positif, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan. Anak laki-laki akan tumbuh dengan tidak lagi merasakan kebutuhan untuk menguasai perempuan akibatnya laki-laki akan mampu mengusahakan hubungan yang intens dengan perempuan. Elshtain tidak puas dengan jawaban Dinnerstein karena mengapa harus beranggapan bahwa laki-laki mampu mengembangkan kualitas feminin yang begitu baik misalnya perhatian, sedangkan perempuan tidak mampu mengembangkan kualitas laki-laki yang sangat buruk misalnya agresivitas. Namun, dalam iklan Rinso, walaupun bukan dengan pengasuhan ganda, anak laki-laki dalam iklan tersebut dapat mengembangkan kualitas femininnya, terlihat waktu dirinya membantu ibunya dalam mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga, dia mengerjakannya dengan senang hati dan terdapat rasa saling perhatian diantara ibu dan anak. Sehingga tanpa pengasuhan ganda pun anak laki-laki akan bisa dengan baik mengembangkan kualitas femininnya.
 Kritikus lain, Janice Raymond mengemukakan bahwa konsep pengasuhan ganda sebagai pemecahan terhadap segala penyakit manusia justru mengangkat laki-laki sebagai penyelamat dan memberikan kekuasaan lebih pada laki-laki, baik kekuasaan pribadi maupun psikis di dalam keluarga, selain itu berarti mengecilkan kasih sayang ibu terhadap anak. Misalnya apabila laki-laki ikut mengasuh anak, anak laki-laki bisa mengidentifikasi dirinya dengan ayahnya, sehingga dia akan lebih suka bermain dengan ayah daripada dengan ibu. Walaupun hal tersebut meringankan beban ibu dalam mengasuh anak, namun ibu akan merasa kasih sayangnya kepada anak berkurang. Laki-laki yang telah mengasuh anak juga akan merasa dirinya berkuasa, bisa atas anak maupun keluarganya. Hal-hal tersebut merupakan akibat negatif dari pengasuhan ganda.
Karena menuai banyaknya kritik dan juga banyak akibat negatif dari adanya pengasuhan ganda, maka pengasuhan ganda bukanlah solusi yang efektif dalam sistem pengaturan gender. Tanpa pengasuhan ganda, masyarakat masih bisa membesarkan anaknya dengan baik seperti dalam iklan Rinso diatas. Raymond menambahkan, perempuan melakukan sebagian besar fungsi pengasuhan bukanlah masalah yang harus diperdebatkan, masalah sebenarnya yaitu bahwa perempuan melakukan fungsi sebagai ibu dengan ditempat dan dengan cara yang diinginkan laki-laki. Tujuan dari menyelesaikan kompleks Oedipus adalah untuk mengajari anak perempuan cara mengarahkan cinta mereka menjauh dari perempuan dan menunjukkannya kepada laki-laki. Perempuan yang berdaya dan kuat dapat bergabung dalam komunitas yang cukup suportif untuk memberikan perempuan dan anak-anak jenis cinta yang tidak akan ditemukan dalam jenis ikatan liyan. Dengan begitu perempuan tidak memerlukan laki-laki untuk membantu mereka melakukan fungsi ibu.

Iklan Rinso Anti Noda merupakan representasi dari kritikan terhadap Dinnerstein, Chodorow dan Pengasuhan Ganda. Anak laki-laki dalam keluarga di iklan tersebut hanya diasuh oleh ibunya, sedangkan ayahnya pergi bekerja mencari nafkah. Hal tersebut dikarenakan dalam lingkungan sosial mereka menganggap bahwa ibu atau perempuan adalah orang yang pantas mengerjakan urusan rumah tangga, sedangkan laki-laki atau ayah pergi bekerja untuk menghidupi keluarganya. Itulah sebab mengapa dalam iklan tersebut sosok sang ibu lebih ditonjolkan daripada ayah dalam mengurusi rumah tangga dan mengasuh anak, juga dikarenakan iklan tersebut ditayangkan di Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya masih menganut budaya patriarki. Namun, walaupun begitu sang ibu menyukai tinggal di rumah mengurusi pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anaknya.
Dinnerstein dan Chodorow menganggap bahwa sistem pengaturan pekerjaan berdasarkan jenis kelamin akan merugikan perempuan. Oleh karena itu mereka menawarkan solusi dalam pemecahan masalah sistem pengaturan gender yaitu dengan pengasuhan ganda. Terdapat akibat positif dari pengasuhan ganda yaitu akan menghancurkan pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki akan dituntun untuk melakukan fungsi menjadi ayah seperti juga perempuan menghabiskan waktu untuk menjadi ibu dan perempuan akan dituntut untuk bekerja bersama laki-laki di dunia kerja sehingga laki-laki dan perempuan akan sama-sama berkembang menjadi orang yang penuh perhatian, dan merasa nyaman baik di ranah pribadi maupun di ranah publik.
Kritik dan akibat negatif dari pengasuhan ganda yaitu Dinnerstein gagal mempertanyakan apa yang akan hilang dan didapat dari sistem pengasuhan ganda. Pengasuhan ganda sebagai pemecahan justru mengangkat laki-laki sebagai penyelamat dan memberikan kekuasaan lebih pada laki-laki. Oleh karena itu, pengasuhan ganda bukanlah solusi yang efektif dalam sistem pengaturan gender. Tanpa pengasuhan ganda, masyarakat masih bisa membesarkan anaknya dengan baik seperti dalam iklan Rinso. Raymond menambahkan, perempuan melakukan sebagian besar fungsi pengasuhan bukanlah masalah yang harus diperdebatkan, masalah sebenarnya yaitu bahwa perempuan melakukan fungsi sebagai ibu dengan ditempat dan dengan cara yang diinginkan laki-laki. Sehingga, perempuan tidak memerlukan laki-laki untuk membantu mereka melakukan fungsi ibu.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Channel-13 © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters